Anak tunarungu wicara memiliki hambatan dalam hal komunikasi. Kondisi tersebut disebabkan oleh minimalnya akses bahasa yang diterima anak karena kondisi tunarungu wicara tersebut. Oleh karena itu, perlu diberikan layanan pendidikan berupa pelatihan wicara.
Workshop pelatihan wicara bagi anak tunarungu wicara di SLB Negeri Ungaran diselenggarakan pada hari Selasa, 13 September 2022 dengan narasumber Bapak Bonifasius Daru Sucipto Budi Tri Nugroho, S. Pd. dari SLB Negeri Kroya. Pada acara tersebut, narasumber menjelaskan tentang metode MMR yang dipakai untuk pelatihan wicara bagi anak tunarungu wicara. Metode MMR merupakan kepanjangan dari Methode Maternal Reflektif, yang artinya metode yang menitikberatkan pada percakapan. Menurut Zulmietri (2017: 63) metode MMR adalah salah satu teknik pengajaran yang mengutamakan percakapan dalam proses kegiatan belajar mengajar serta ditunjang oleh metode tangkap dan peran ganda dari guru.
Beliau juga menyampaikan bahwa dalam penerapan MMR, sebaiknya setting kursi siswa dibuat letter U sehingga setiap anak dapat memberpahtikan cara guru melafalkan huruf/suku kata/kata yang diucapkan guru. MMR juga menitikberatkan pada proses percakapan siswa, di mana materi ajar dimulai dengan hal-hal yang diutarakan siswa dilanjutkan materi tersebut diolah guru agar dapat menjadi konten pembelajaran.
Kegiatan workshop ini selain melibatkan seluruh guru di SLB Negeri Ungaran, juga melibatkan siswa secara langsung, serta peran serta orang tua siswa. Dengan demikian, materi pelatihan wicara dapat disampaikan dengan lebih efektif dan efisien.
0 Komentar