Permainan Olahraga dengan Mahasiswa UNNES

Mulyanto (2009) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai suatu proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Tentang itu semua tidak lepas bahwa pendidikan jasmani juga bisa dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus (ABK) yang anak tersebut memiliki kekurangan dalam beraktivitas atau bergerak. Dengan kondisi yang dimiliki oleh ABK tersebut, pembelajaran olahraga di SLB harus diadaptasi sesuai kebutuhan masing-masing anak. Pendidikan Jasmani Adaptif yang dikemas dalam permainan akan jauh lebih menarik minat anak berkebutuhan khusus. Selain itu, aktivitas ini sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan fisik maupun mental anak. 


Dalam memberikan pembelajaran penjas adaptif seorang guru Sekolah Luar Biasa harus mampu menyesuaikan jenis permainan yang akan diberikan dengan karakteristik yang dimiliki anak berkebutuan khusus sesuai ketunaan yang dimiliki. Selain itu, guru juga dapat memodifikasi alat yang digunakan dalam permainan tersebut supaya anak merasa aman, senang dan gembira dalam mengikuti permainan penjas adaptif. Salah satu upaya dalam mewujudkan penjas adaptif adalah dengan berkolaborasi dengan mahasiswa Ilmu Keolahragaan UNNES untuk mengadakan permainan olahraga yang sesuai dengan kondisi siswa SLB Negeri Ungaran. Kegiatan tersebut diadakan pada hari Jum’at, 22 November 2024 di lapangan sekolah. Dalam kegiatan tersebut para mahasiswa mengajak para siswa untuk bermain estafet bola kelompok, menggiring bola pingpong, dan lempar tangkap bola. Melalui permainan tersebut, siswa dapat melakukan berbagai aktivitas fisik yang sekaligus memberi manfaat kegiatan terapeutik bagi siswa. Di samping untuk kesehatan tubuh, berolahraga akan meningkatkan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap diri sendiri.

Bagi siswa dengan disabilitas penglihatan, yang memiliki keterbatasan dalam mengeksplor lingkungan karena keterbatasan penglihatannya, aktivitas permainan olahraga dapat memberikan kesempatan untuk mampu mengeksplor lingkungan dan alat permainan. Selain itu, aktivitas fisik juga bermanfaat untuk yang memiliki gerak yang kaku dan sikap tubuh yang kurang bagus. Kepala sedikit menunduk, punggung membungkuk tetapi bagian perut ke depan. Bagi siswa dengan disabilitas fisik, walaupun mobilitas anak terbatas atau tubuhnya mudah lelah, bukan berarti ia tidak bisa berpartisipasi dan menikmati berbagai jenis permainan. Sekaligus menguatkan otot yang lemah dan melemaskan otot yang kaku. Mereka dapat berpartisipasi mengikuti kegiatan menggunakan kursi roda dan dengan bantuan orang tua ataupun guru. Bagi siswa dengan disabilitas autisme yang pada umumnya mereka memiliki masalah dalam pemusatan perhatian, permainan olahraga ini dapat membantu menurunkan stimulasi perilaku menyakiti diri sendiri dan meningkatkan kesehatan. Bagi siswa dengan disabilitas intelektual yang pada umum mereka memiliki keterbatasan dalam mencerna informasi, melalui permainan dalam olahraga adaptif ini para siswa dapat dengan mudah menirukan aktivitas yang diperagakan oleh para mahasiswa. Dengan mengikuti kegiatan tersebut, kemampuan konsentrasi siswa juga ikut meningkat misalnya dengan memahami aturan permainan sederhana. 

Posting Komentar

0 Komentar